BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap
individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena setiap
orang adalah unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu
akan mengalami fase kehidupannya. Mulai dari fase perinatal, bayi, toddles,
preschool, sekolah, remaja, hingga fase dewasa muda menengah dan tua. Masing-masing
dari semua fase itu memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
pula. Laju pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda
pula karena perkembangan merupakan aspek
perilaku dari pertumbuhan.
Adapun
dari fase-fase yang terjadi terdapat tugas-tugas perkembangan yang diharapkan
dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas ini
harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan perkembangan
selanjutnya. Apabila seseorang individu gagal dalam memenuhi tugas
perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi dan melaksanakan tugas
perkembangan pada fase selanjutnya.
Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang
manusia mulai dari masa perinatal hingga masa dewasa tua itu. Oleh karena
keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda dan fase kehidupan yang
juga bertahap-tahap sehingga dalam
menangani
kasus yang samapun tindakan yang di berikan akan sangat berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, penulis hanya menfokuskan
pembahasan dalam hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan pada
dewasa muda, menengah, dan tua pada makalah ini.
1.2
Rumusan
Masalah
Dalam penulisan makalah
ini, ada beberapa masalah pokok yang menjadi pusat pembahasan bagi penulis adalah sebagai berikut:
1. Apa
sajakah konsep pertumbuhan dan perkembangan orang dewasa?
2. Bagaimanakah
tahap perkembangan pada dewasa muda, menengah, dan tua?
3. Apakah
tugas perkembangan dari masing-masing fase dewasa itu?
4. Bagaimana
tahap pengkajian perkembangan dari masing-masing fase dewasa itu?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
memenuhi tugas dalam blok 1.2 Fundamental of Nursing.
2. Untuk
menjelaskan konsep pertumbuhan dan perkembangan orang dewasa.
3. Untuk
mengetahui tahap perkembangan dewasa muda, menengah, dan tua.
4. Untuk
mengetahui tugas perkembangan dari masing-masing fase dewasa itu.
5. Unutk
menjelaskan tahap pengkajian perkembangan dari masing-masing fase dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.1
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan
fisik dan peningkatan ukuran yang dapat diukur secara kuantitatif.
Indicator pertumbuhan
meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola
pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan
bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
2.1.2
Perkembangan
Perkembangan adalah
peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan keterampilan. Perkembangan adalah
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.
2.2 Perkembangan Orang
Dewasa
2.2.1
Karakteristik
Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik
perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa
terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta
hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan
ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan
makan, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus
berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini
tergantung pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin tinggi dan
luas ilmu pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas
kemampuan berpikir.
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral.
Melalui pengalaman moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral
menjadi perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan
dan karakteristik utama dari masa dewasa.
2.2.2
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang orang dewasa adalah sebagai berikut:
1. Faktor
genetik
a. Faktor keturunan — masa konsepsi;
b. Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;
c. Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa
keunikan psikologis seperti temperamen.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai
akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a. Keluarga
Fungsi
keluarga yaitu sebagai tempat bertahan
hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat
dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b. Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang
baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan
komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
Fungsi kelompok teman sebaya
adalah sebagai tempat belajar
kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan,
mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan
bagian dari keluarga serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
c. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup
dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang
dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
d. Kesehatan
Tingkat
kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan respon orang
lain pada individu.
Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin). Ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan karena kesehatan terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
e. Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim,
kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi
juga mempengaruhi perkembangan seseorang.
2.2.3
Perbedaan
Individual Orang Dewasa
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual
orang dewasa adalah faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
b. Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh
perbedaan lingkungan dan pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian,
dan kecakapan (kecerdasan).
c. Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan
(pengalaman) ditentukan oleh:
·
Kekuatan daya
pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego;
2.3
Dewasa
Muda (20-40 tahun)
2.3.1
Tahap
Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu
yang matur. Mereka sudah dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka
sendiri dan mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi
berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan
dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1. Perkembangna
Fisik
Individu
berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua sistem pada
tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga
berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat
badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2. Perkembangan
Psikososial
Individu
dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan gaya hidup yang
baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan,
pekerjaan, perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak.
Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjelani
beberapa kegiatan di masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada
dewasa muda, yaitu:
a. Berada
pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai hubungan
seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b. Memiliki
tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
·
Memilih pasangan;
·
Belajar untuk hidup
bersama pasangan;
·
Membentuk sebuah
keluarga;
·
Membesarkan anak;
·
Mengatur rumah tangga;
·
Memulai suatu
pekerjaan;
·
Memikul tanggung jawab
sebagai warga negara;
·
Menemukan kelompok
sosial yang cocok.
3. Perkembangan
Kognitif
Piaget
meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15
tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis)
menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang.
Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika
dan emosi.
4. Perkembangan
Moral
Pada
periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan
orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat
mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat
penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5. Perkembangan
Spiritual
Pada
periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang berusia 27
tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai
spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama
yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat diterima/didefenisikan kembali.
2.3.2
Masalah
Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan
seringkali ditemui pada kelompuk usia ini meliputi kecelakaan, bunuh diri,
penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS), penganiayaan
terhadap wanita dan keganasan tertentu.
1. Kecelakaan
Cedera
tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan penyebab kematian
utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu pendidikan mengenai
tindakan kewaspadaan keselamatan dan pencegahan kecelakaan merupakan peran
utama perawat dalam meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
2. Bunuh
Diri
Bunuh
diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa muda di AS(Murray
& Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011).
Secara
umu, tindakan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan individu dewasa muda
untuk menghadapi berbagai tekanan, tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa.
Peran
perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi mengidentifikasi perilaku yang
mengindikasikan masalah potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti
penurunan berat badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat
dalam peran sosial dan pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri;
menyediakan informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam program pendidikan.
Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh diri maka harus dirujuk ke
profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah
ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet tinggi-natrium,
dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan
Zat
Penyalahgunan
zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan individu dewasa muda. Alkohol,
mariyuana, amfetamin, dan kokain misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia
pada individu yang memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada
masalah kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol dalam waktu
yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya.
Strategi
perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan tentang komplikasi
penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu terhadap penyalahgunaan
obat, dan konseling tentang berbagai masalah yang menyebabkan penyalahgunaan
obat.
5. Penyakit
Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS,
sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum terjadi pada individu dewasa
muda. Fungsi perawat disini terutama sebagai pendidik.
6. Kekerasan
Tindakan
pembunuhan akibat kekerasan merupakan penyebab kedua kematian pada kaum muda
yang berusia 15-24 tahun.
7. Penganiayaan
terhadap Wanita
Masalah
ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi. Kondisi stres yang
memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan meliputi masalah keuangan,
perpisahan keluarga dan dukungan masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial.
Perawat
yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi terbuka yang
mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b) membantu mereka meningkatkna
harga dirinya; (c) terus mendikung dan mendidik wanita agar memahamo sebab dan
akibat perilaku kekerasann dan penganiayaan.
8. Keganasan
Masalah
keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun adalah kanker testis.
Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali sebagai identifikasi dini
terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk, 2002 dalam Kozier, 2011).
Sedangkan
pada wanita adalah kanker payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker
payudara merupakan penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita.
2.3.3
Pengkajian
dan Promosi Kesehatan
Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa muda
antara lain:
1. Perkembangan Fisik
·
Menunjukkan
berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
·
Memperlihatkan
tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
·
Mendemonstrasikan
kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
·
Mengemukakan
pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
·
Merasa bebas
dari orang tua
·
Memiliki konsep
diri yang realistis
·
Menyukai diri
sendiri dan arah kehidupan yang berjalan
·
Berinteraksi
baik dengan keluarga
·
Mampu menghadapi
stress akibat perubahan dan pertumbuhan
·
Memiliki ikatan
yang terbina dengan baik bersama orang-orang yang berarti
·
Memiliki
kehidupan sosial yang berarti
·
Menunjukkan
tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi dalam kehidupan pribadi
·
Memiliki
serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3.
Perkembangan
Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
·
Memiliki gaya
hidup yang sehat
Beberapa
pedoman promosi kesehatan untuk dewasa muda antara lain:
1. Tes
dan Skroning Kesehatan
·
Pemeriksaaan fisik
rutin(setiap 1-3 tahun untuk wanita, setap 5 tahun untuk pria)
·
Imunisasis esuai
rekomendasi
·
Pemeriksaan gigi secara
teratur
·
Penyaringan penglihatan
dan pendengaran secara berkala
·
Pemeriksaan testikular
sendiri setiap bulan
·
Skrining untuk penyakit
kardiovaskular
·
Uji kulit untuk
tuberkulosis setiap 2 tahun
2. Keamanan
·
Dukungan keselamatan
kendaraan bermotor
·
Tindakan perlindungan
terhadap sinar matahari
·
Tindakan keselamatan di
tempat kerja
·
Dukungan keelamatan di
air
3. Nutrisi
dan Olahraga
·
Pentingnya asupan zat
besi yang adekuat dalam diet
·
Faktor nutrisi dan
olahraga yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler
4. Interaksi
Sosial
·
Mendukung hubungan
personal yang mendorong diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran, dan rasa takut
·
Menyusun tujuan jangka
pendek dan jangka panjang mengenai pilihan pekerjaan dan karier
2.4
Dewasa
Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun)
2.4.1
Tahap
Perkembangan
1. Perkembangan
Fisik
Pada
perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai
berikut:
a. Penampilan
Rambut
mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada kulit,
jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit lemak di
area abdomen.
b. Sistem
muskuloskeletal
Massa
otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal
menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari
jaringan tulang lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap
tetap bertumbuh sesuai penggunaan.
c. Sistem
kardiovaskular
Pembuluh
darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal
d. Presepsi
sensori
Ketajaman
visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya untuk
pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara frekuansi
tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga
berkurang.
e. Metabolisme
Metabolisme
lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
f. Sistem
pencernaan
Penurunan
tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan kecendrungan terjadinya
konstipasi pada individu.
g. Sistem
perkemihan
Unit
nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus menurun.
h. Seksualitas
Perubahan
hormonal terjadi pada pria maupun wanita.
2. Perkembangan
Psikososial
Menurut havighurst,
individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial sebagai berikut:
a. Memenuhi
tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab sosial;
b. Membangun
dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c. Membantu
anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia dan
bertanggung jawab;
d. Mengembangkan
berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e. Berinteraksi
dengan pasangan sebagai seorang individu;
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di
masa paruh baya;
g. Menyesuaikan
diri dengan orang tua yang mulai lansia.
3. Perkembangan
Kognitif
Kemampuan
kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami perubahan.
Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran,
pemecahan masalah, dan kreativitas.
4. Perkembangan
Moral
Pada
tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab.
5. Perkembangan
Spiritual
Pada
tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang.
Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan agama
seringkali membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini
dibandingkan sebelumnya. Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan
spiritual untuk membantu mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi.
2.4.2
Masalah
Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada
kelompok usia ini lebih besar daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan
Faktor perubahan
fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab personal dan pekerjaan
dapat meningkatkan angka kecelakaan pada
individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
kanker
merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia antara 25 dan 64
tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru dan kandung kemih yang
tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara menempati posisi tertinggi,
diikuti kanker kolon dan rektum, uterus, dan kanker paru.
3. Penyakit
Kardiovaskular
Penyakit
jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS. Faktor penyebabnya
meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, gaya hidup kurang
gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian mendadak pada ayah saat berusia
kurang dari 55 tahun atau ibu saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor
usia individu.
4. Obesitas
Obesits
merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti dibaetes dan
hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan mengurangi asupan kalori dan
berolahraga secara teratur.
5. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang
berlebihan dapat mengakibatkan masalah pengangguran, keretakan dalam rumah
tangga, kecelakaan, dan berbagai penyakit.
6. Perubahan
Kesehatan Mental
Stresor perkembangan,
seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun yang semakin dekat, serta stresor
situasional, seperti perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan, dapat
memicu peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat
dari kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.
2.4.3
Pengkajian
dan Promosi Kesehatan
Beberapa pedoman pengkajian
perkembangan dewasa menengah/paruh baya antara lain:
1. Perkembangan Fisik
·
Menunjukkan
berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
·
Memperlihatkan
tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
·
Mendemonstrasikan
kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
·
Menunjukkan
pengetahuan dan sikap yang tepat tentang seksualitas(missal tentang menopause)
2. Perkembangan Psikososial
·
Menerima kondisi
tubuh yang mengalami penuaan
·
Merasa nyaman
dan menghargai diri sendiri
·
Menikmati
kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
·
Menerima
perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak remaja dan orang tua yang
lanjut usia)
·
Berinteraksi
dengan baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama bersama pasangan
hidup
·
Memiliki
filosofi hidup yang bermakna
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
·
Menjalin praktik
kesehatan preventif
Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk
dewasa menengah/paruh baya antara lain:
1. Tes
Skrining Kesehatan
·
Pemeriksaan fisik
rutin(setiap tahun untuk wanita; setiap 2-3 tahuh untuk pria)
·
Imunisasi sesuai
anjuran(seperti vaksinasi influenza)
·
Pemeriksaan gigi secara
berkala
·
Pemeriksan tonometri
untuk melihat adanya tanda-tanda glaukoma atau penyakit mata lain setiap 2-3
tahun
·
Pemeriksaan payudara di
ahri pertama setiap bulan sesudah monopause
·
Pemeriksaan testis
sendiri setiap bulan
·
Skrining untuk penyakit
kardiovaskular( misalnya pengukuran tekanan darah)
·
Skrining untuk kanker payudara,
uterus dan prostat
·
Skrining untuk
tuberkulosis setiap 2 tahun
2. Keamanan
·
Dukungan keselamatan
kendaraan bermotor, khususnya saat berkendaraaan di malam hari
·
Tindakan keamanan di
tempat kerja
·
Tindakan keamanan di
rumah
3. Nutrisi
dan Olahraga
·
Pentingnya asupan
protein, kalsium, dan vitamin D yang cukup dalam diet
·
Faktor nutrisi dan
olahraga yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular( misalnya obesitas,
asupan kolesterol dan lemak, kurang giat berolahraga)
4. Interaksi
Sosial
·
Kemungkinan munculnya
krisis di masa paruh baya: dukung untuk diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran
dan rasa takut.
·
Merencanakan masa
pensiun
2.5
Dewasa
Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun)
2.5.1
Tahap
Perkembangan
1. Perkembangan
Psikososial
Menurut
Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego versus putus asa.
Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh
dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai di masa lalu. Mereka
memandang kematian sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya,
orang yang putus asa sering kali merasa pilihannya salah dan berharap dapat
mengulang kembali waktu.
Tugas perkembangan lansia menurut Peck
tahun 1968, antara lain:
a. Usia
65-75 tahun
·
Menyesuaikan diri
dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
·
Menyesuaikan diri
dengan masa pensiun dan penghasilan yang menurun
·
Menyesuaikan diri
dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
·
Menyesuaikan diri
dengan hubungan yang baru bersama anak-anak yang sudah dewasa
·
Menyesuaikan diri
dengan waktu luang
·
Menyesuaikan diri
dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia
75 tahun atau lebih
·
Beradaptasi dengan
situasi “hidup sendiri”
·
Menjaga kesehatan fisik
dan mental
·
Menyesuaikan diri
dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
·
Tetap berhubungan
dengan anggota keluarga lain
·
Menemukan makna hidup
·
Mengurus akan
kematiannya kelak
·
Tetap aktif dan
terlibat dalam aktivitas
·
Membuat perencanaan
hidup yang memuaskan seiring penuaan
2. Perkembangan
Kognitif
Perubahan
pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia. Diyakini bahwa
terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu, aliran darah ke
otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan intelektual umumnya
mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis.
Pada
lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat menjadi
lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan
mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.
3. Perkembangan
Moral
Kebanyakan
lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral, mereka mematuhi
setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada
tingkat konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai
respons terhadap harapan orang lain.
4. Perkembangan
Spiritual
Carson
(1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi lansia, yang dapat
memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan dalam kegiatan keagamaan”.
Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan
atau ibadah keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu
mereka dalam mengatasi berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup,
kesengsaran, atau nasib baik.
2.5.2
Masalah
Kesehatan
Masalah
kesehatan yang mungkin dialami lansia, antara lain:
1. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan
merupakan fokus perhatian utama bagi lansia. Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh
kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan oleh insiden
jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang semakin lambat, dan
kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat menaiki
anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan.
2. Penyakit
Ketunadayaan Kronik
Penyakit
ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti artritis,
osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan pendengaran,
pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya yang menyebabkan
masalah kesehatan kronis.
3. Penggunaan
dan Penggunasalahan Obat
Lansia
yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap memerlukan obat-obatan.
Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu secara mandiri dapat
menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat terlalu
banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat
resep bersama obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
Mengonsumsi
alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk pada semua sistem tubuh,
menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung dan organ
lain yang terkait, serta memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan
kecelakaan dan kematian.
5. Demensia
Demensia merupakan
proses yang membahayakan dan berlangsung lambat, yang mengakibatkan hilangnya
fungsi kognitif secara progresif. Tipe dimensia yang paling sering ditemui
adalah penyakit Alzheimer.
6. Penganiayaan
Lansia
Penganiayaan
lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas usia 75 tahun yang
mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung pada pelaku dalam perawatan
diri. Penganiayaan dapat berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi;
penganiayaan seksual; penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara
psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman, penghinaan, atau
ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat terjadi di rumah pribadi,
penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas layanan jangka panjang.
2.5.3
Pengkajian
dan Promosi Kesehatan
Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia
antara lain:
1. Perkembangan Fisik
·
Menyesuaikan
diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan, persepsi)
·
Menyesuaikan
gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang menurun
·
Menjaga agar
tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap normal sesuai usia dan jenis
kelamin
2. Perkembangan Psikososial
·
Mengatur masa
pension dalam cara yang memuaskan
·
Berpatisipasi
dalam kegiatan sosial dan rekreasi
·
Memandang
kehidupan sebagai hal yang berharga
·
Memiliki harga
diri yang tinggi
·
Menerima dan
menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3.
Perkembangan
Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
·
Melakukan
praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola tidur
·
Memiliki
kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk memperoleh bantuan
dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Beberapa pedoman
promosi kesehatan untuk lansia, antara lain:
1. Tes
dan Skrining Kesehatan
2. Keamanan
·
Tindakan
keselamatan di rumah guna mencegah bahaya jatuh, kebakaran, terbakar, luka
bakar, dan tersengat listrik
·
Dukungan
keselamatan berkendara, terutama saat mengemudi di malam hari
3. Nutrisi dan Olahraga
·
Pentingnya diet
seimbang dengan jumlah kalori yang lebih sedikit
·
Pentingnya
vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang mencukupi guna mencegah osteoporosis
·
Program olahraga
yang dilakukan secara teratur guna mempertahankan mobilitas sendi, otot dan
tulang.
4. Interaksi Sosial
·
Ketersediaan
pusat komunitas sosial dan program-program bagi lansia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dari pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fase pertumbuhan dan
perkembangan pada dewasa memiliki tiga fase yaitu fase dewasa muda, menengah,
dan tua. Dari masing-masing fase tersebut terdapat tugas-tugas perkembangan
yang harus dipenuhi oleh individu yang terlibat. Jika individu tidak dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik maka tugasnya dalam tahap
perkembangan selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat
penting, perawat harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama
pada fase dewasa ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap
perkembangan serta promosi kesehatan untuk setiap fasenya.
3.2
Saran
Berdasarkan
pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara lain sebagai
berikut:
1. Agar perawat
dapat memahami setiap proses pertumbuhan dan perkembangan dari masing-masing
fase orang dewasa.
2. Kepada
tema-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan lebih dalam
lagi mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada fase dewasa ini sehingga dapat
memiliki pedoman pengajaran lebih banyak lagi dalam menerapkan penegetahuan
kita di lapangan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
(2009). Tugas-tugas perkembangan.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2012 dari http://shavie140188.blogspot.com/2009/06/tugas-tugas-perkembangan.html
Kozier. Erb. Berman.
Snyder. (2011). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC
Zaini
Ahmad. (2011). Karakteristik perkembangan
orang dewasa. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012 dari http://owrezain.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-orang-dewasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar