Senin, 27 Januari 2014

IKD III (PROSES KEPERAWATAN)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.   
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan



1.1    Rumusan Masalah
1.1.1        Bagaimana Sejarah Proses Keperawatan ?
1.1.2        Apa Pengertian Proses Keperawatan ?
1.1.3        Apa Saja Tujuan Proses Keperawatan ?
1.1.4        Bagaimana Kemampuan Perawat dalam proses keperawatan ?
1.1.5        Apa Saja Karakteristik Proses Keperawatan ?
1.1.6        Bagaimana Implikasinya ?
1.1.7        Apa Saja Teori yang Mendasari Proses Keperawatan ?
1.1.8        Bagaimana Sifat Proses Keperawatan itu ?

1.2    Tujuan Penulisan
1.2.1        Mengetahui Sejarah Proses Keperawatan
1.2.2        Mengetahui Pengertian Proses Kepeawatan
1.2.3        Mengetahui Tujuan Proses Keperawatan
1.2.4        Mengetahui Kemampuan Perawat dalam Proses Keperawan
1.2.5        Mengetahui Apa Saja Karakteristik Proses Keperawatan
1.2.6        Mengetahui bagaimana proses keperawatan










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Proses Keperawatan
Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan karena kurikulum di pendidikan belum mengajarkan metode tersebut. Proses keperawatan mulai dikenal di pendidikan keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1984.
Diluar negeri istilah proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan sejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara bervariasi. Pada awal perkembangannya, proses keperawatan mempunyai tiga tahap, kemudian empat tahap dan pada saat ini proses keperawatan mempunyai lima tahap. Proses lima tahap pertama diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Western Interstate Commision of Higher Education (WICHE) yang meliputi: persepsi, komunikasi, interpretasi, intervensi, dan evaluasi.
Pada tahun yang sama para staf pengajar,Yura.H dan Walsh di Catholic University of American mangusulkan metode empat tahap, meliputi: pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi (Craven & Hirnle, 2000). Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA) menerbitkan standars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards of Nursing ( 1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995).
Proses keperawatan terus berkembang dan kemudian istilah Nursing Diagnosis mulai diperkenalkan dalam literatur-literatur keperawatan. Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dari St.Louis University School of Nursing membantu dalam menyelenggarakan konferensi pertama tentang klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika.
Pada tahun 1982, terbentuk North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) yang setiap dua tahun mengadakan konferensi tentang klasifikasi diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 1997).
Pada saat ini proses keperawatan telah berkembang dan diterapkan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti rumah sakit, klinik-klinik, Puskesmas, perawatan keluarga, perawatan kesehatan masyarakat, dan perawatan pada kelompok khusus. Namun secara umum penerapan proses keperawatan belum optimal dan belum menggambarkan pemecahan masalah secara ilmiah oleh perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak terlepas dari sumber daya keperawatan yang ada dan dukungan institusi.

2.2 Pengertian Proses Keperawatan
Secara menyeluruh, proses keperawatan adalah urutan pelaksanaan dan kegiatan dalam upaya pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan yang bersifat humanistik dan profesional yang terjadi secara alami berdasarkan ilmu dan kiat standar pelayanan dengan metode yang sistematis nasional dan dinamis yang dilakukan secara mandiri atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya yang berpegang teguh pada kode etik keperawatan dengan tujuan menyelesaikan masalah pasien mencari alternatif pada pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan pasien dan meningkatkan kesehatan pasien secara maksimal.
2.3 Tujuan Proses Keperawatan
TUJUAN UMUM :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.


TUJUAN KHUSUS :
1                    Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan (problem solving)
2                    Menggunakan standart dalam praktek keperawatan
3                    Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4                    Meperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5                    Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
2.4 Kemampuan Perawat
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat harus memiliki persyaratan kemampuan sebagai berikut:
1.    Kecakapan intelektual, yang memungkinkan perawat mampu untuk membuat keputusan dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah klien
2.    Kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, memudahkan perawat dalam menciptakan hubungan baik dengan klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya. Disini sangat dituntut pada kemampuan berkomunikasi secara terapeutik dan berperilaku.
3.    Kecakapan dalam kemampuan teknis keperawatan, merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh meliputi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual klien serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

Maka dengan adanya penerapan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien akan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
1.      Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Dengan tersedianya pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada klien tentunya akan mempercepat proses penyembuhan, terhindar dari kelalaian dan malpraktek, dengan demikian pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien merupakan pelayanan yang bermutu dan dapat dipertanggung-jawabkan.

2.      Pengembangan keterampilan intelektual dan teknis bagi tenaga keperawatan.
Pelaksanaan proses keperawatan dalam merawat klien akan memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerjasama dengan teman sejawat, klien, dan keluarganya.

3.      Meningkatkan citra profesi keperawatan.
Dengan tersedianya pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan tentunya klien akan menerima suatu pelayanan keperawatan yang bermutu. Pelayanan keperawatan yang bermutu dapat meningkatkan citra profesi keperawatan.

4.      Meningkatkan peran dan fungsi keperawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam proses keperawatan berarti melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan yang dimulai dari pengkajian masalah, merencanakan asuhan keperawatan, pengorganisasian kegiatan keperawatan, menggerakkan tenaga keperawatan, menilai serta mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang telah ditetapkan.

5.      Pengakuan otonomi keperawatan.
Masyarakat akan mengakui otonomi dari profesi keperawatan bila asuhan keperawatan yang diberikan dengan suatu metode yang didasari oleh tanggung jawab dan tanggung gugat berdasarkan kode etik profesi dan standar praktek keperawatan.

6.      Peningkatan rasa solidaritas.
Kesamaan metode yang dipergunakan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien akan memperkuat rasa kebersamaan dan identitas dari profesi keperawatan.

7.      Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan.
Asuhan keperawatan yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan konsumen, terhindar dari kelalaian dan malpraktek yang dengan sendirinya akan berpengaruh kepada kepuasan kerja perawat secara keseluruhan.

8.      Untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Penerapan proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan “body of knowledge” dengan penelitian-penelitian keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan.
2.5 Karakteristik Proses Keperawatan
Terdapat 6 karakteristik dari proses keperawatan itu, antara lain:  
1)      Tujuan : memiliki tujuan jelas yaitu untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien
2)      Sistematik: menggunakan pendekatan yang terorganisir dalam mencapai tujuan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta menghindari terjadinya kesalahan
3)      Dinamik: proses keperawatan dilakukan secaraberkesinambungan. Serta ditujukan untuk  mengatasi perubahan respon klien yang diidentikan melalui hubungan antara perawat dengan klien
4)      Interaktif: proses keperawatan memiliki dasar hubungan yaituhubungan timbal balik antara perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain.
5)      Fleksibel: fleksibilitas proses keperawatan ini dapat dilihat dalam dua konteks, yaitu:
·         Dapat diadopsi dalam praktek keperawatan dalam situasi apapun, baik dalam kaitannya dengan individu, keluarga, atau masyarakat
·         Tahapannya dapat dilakukan berurutan sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak.
6)      Teoritis : setiap langkah dalam keperawatan selalu berdasarkan pada konsep ilmu keperawatan.
Berdasarkan karakter teoritis ini, maka asuhan keperawatan pada klien hendaknya menekankan pada tiga aspek penting, antara lain
a.       Humanistic : memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia
b.      Holistic : intervensi keperawatan harus memenuhi kebutuhan dasar manusia secara utuh, yakni bio-psiko-sosio-spiritual.
c.       Care: asuhan keperawatan yang diberikan hendaknya berlandaskan pada standar praktek keperawatan dank ode etik keperawatan.
2.6   Implikasi
Penerapan proses keperawatan memberikan dampak atau implikasi terhadap profesi keperawatan, klien dan perawat itu sendiri.
1.              Profesi
Secara professional, profesi keperawatan melalui 5 tahapan menyajikan lingkup praktik keperawatan yang secara terus menerus mendefinisikan perannya baik terhadap klien maupun profesi kesehatan lainnya.
Dengan demikian perawat bekerja melakukan sesuatu bukan hanya sekedar melaksanakan perintah dokter, melainkan melalui perencanaan keperawatan yang matang.

2.              Klien
Proses keperawatan mendorong klien dan keluarga berpartisifasi aktif dan terlibat ke dalam  5 tahapan proses tersebut.
Selama pengkajian, klien menyediakan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya memberikan validasi diagnosa keperawatan, dan menyediakan umpan balik selama evaluasi.
3.              Perawat
Beberapa hal yang dapat diperoleh dari proses keperawatan, antara lain:
a.    Meningkatkan kepuasan dan perkembangan profesionalisasi perawat
b.    Meningkatkan hubungan antara klien dengan perawat.
c.    Meningkatkan pengembangan kreativitas dalam penyelesaian masalah klien.
2.7  Teori yang Mendasari Proses Keperawatan
1. Teori sistem
Sistem terdiri dari: tujuan proses dan isi
a.  Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan, sehingga dapat memberikan arah pada sistem.
b.  Proses adalah sesuatu yang berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai
c.  Isi  merupakan bagian atau elemen yang membentuk sebuah sistem.
Input merupakan kumpulan data hasil pengkajian data beserta permasalahannya, yang diikut dengan perencanaan dan tindakan keperawatan yang tepat. Sedangkan output menunjukan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya feedback merupakan proses pengkomunikasian output terhadap sistem sehingga dapat dievaluasi dan memberikan arah untuk pelaksanaan selanjutnya.
Dalam sistem keperawatan dijelaskan bahwa perawat sebagai individu dan klien (individu, keluarga, masyarakat) melakukan interaksi dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Teori kebutuhan manusia
Teori ini memandang bahwa manusia merupakan bagian integral yang berintegrasi satu sama lain dalam memotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya (fisiologis, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri.
Pada dasarnya kebutuhan dasar manusia merupakan terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusi bisa mempertahankan hidupnya dan perawatlah yang berperan untuk memenuhinya.
Kerangka kerja pada teori ini menggambarkan penerapan proses keperawatan selalu berfokus pada pemenuhan kebutuhan individu yang unik dan merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat.
3.    Teori persepsi
Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan membawa konsekwensi terhadap permasalahan keperawatan yang ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber masalah yang dihadapinya sama, akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda-beda. Misalnya, walaupun kedua pasien sama-sama terkena penyakit DM, akan tetapi permasalahan keperawatan yang dihadapi tidak mesti sama.
Untuk memahami arti persepsi, maka seseorang harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik individu yang mempersepsikan dalam situasi yang memunyai makna bagi kita. Makna di sini mengandung arti penjabaran dari persepsi, ingatan, dan tindakan. Dengan demikian persepsi memiliki arti penting dalam kehidupan, dimana kira bisa mengumpulkan data dari informasi tentang diri sendiri, kebutuhan manusia, dan lingkungan sekitar.
Kondisi ini sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan dimana perawat dan klien mengumpulkan data.  Selanjutnya dari data tersebut akan diambil makna tertentu yang dapat digunakan dalam melakukan asuhan keperawatan.
4.    Teori informasi dan komunikasi
Salah satu tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pasien. Oleh karena itulah perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai dasar interaksi  dalam memahami informasi serta menjalin komunikasi yang efektif.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mencari data, menyeleksi, memproses, dan memutuskan sebuah tindakan berdasarkan informasi tersebut.
Proses keperawatan merupakan sebuah siklus karena memerlukan modifikasi pengkajian ulang, perencanaan ulang, memperbaharui tindakan, dan mengevaluasi ulang. Dengan demikian asuhan keperawatan memerlukan informasi yang akurat, dan untuk melakukannya, seorang perawat membutuhkan kemampuan dalam melakukan komunikasi.
5.    Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
Setiap tindakan yang rasional selalu disertai dengan keputusan atau pilihan. Sedangkan setiap pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah menuntut kesedian orang yang terlibat agar mau menerima hal-hal baru dan perbedaan dari kondisi yang ada. Kesenjangan yang terjadi merupakan masalah yang membutuhkan jawaban serta solusi secara tepat.
Salah satu tujuan dari keperawatan adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi klien. Melaui pendekatan proses keperawatan masalah-masalah yang dihadapi dapat diidentifikasi secara tepat dan keputusan dapat diambil secara akurat.
Perbandingan antara pengambilan keputusan dan proses keperawatan dapat terlihat dalam tabel berikut ini:
Proses Pengambilan Keputusan
Proses Keperawatan
Pengumpulan data
Pengkajian:
·  Pengumpulan data
·  Interpretasi
Identifikasi masalah
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Perencanaan
·  Penentuan tujuan
·  Identifikasi solusi
·  Penentuan tujuan
·  Rencana tindakan
Implementasi
Implementasi
Evaluasi dan revisi proses
Evaluasi dan modifikasi

2.8  Sifat Proses Keperawatan
1)      Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi dan kondisi pasien berubah.

2)      Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai dengan evaluasi, demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang (re-assessment), sampai masalah klien teratasi atau klien dapat mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.

3)      Interdependent / saling ketergantungan.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat, sehingga kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.

4)      Fleksibel atau luwes.
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang digunakan dapat berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan kebutuhan klien akan perawatan kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
a.         Bisa digunakan untuk pemecahan segala jenis masalah keperawatan
b.        Dapat digunakan pada berbagai kondisi dan situasi klien
c.         Dapat diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai dengan meninggal dunia
d.        Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk keluarga dan masyarakat.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan adalah suatu cara menyelesaikan masalah yang sistematis dan dinamis serta bersifat individual untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien sebagai manusia yang bersifat unik, dan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan oleh perawat sesuai dengan kebutuhan klien.
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat harus memiliki persyaratan kemampuan seperti : kemampuan intelektual, kemampuan personal serta kemampuan dalam teknis keperawatan. Penerapan proses keperawatan memberikan dampak atau implikasi terhadap profesi keperawatan, klien dan perawat itu sendiri. Dalam proses keperawatan terdapat beberapa teori yang mendasarinya yaitu teori sistem, teori kebutuhan manusia, teori persepsi, teori informasi dan komunikasi serta teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
3.2    Saran
1)      Diharapkan perawat mampu memahami konsep dasar dari proses keperawatan supaya pelaksanaan asuhan keperawatan dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya.
2)      Agar perawat dapat menerapkan lima tahap proses keperawatan dalam pelaksanan praktek keperawatan yang dilakukan.





DAFTAR PUSTAKA

http://masperawat.wordpress.com/konsep-proses-keperawatan/. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013
Nursalam. 2001.  Proses & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

3 komentar: