BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Perubahan
Berubah
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dg
keadaan sebelumnya, (Atkinson, 1987). Berubah merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu / institusi, (Brooten,1978).
Perubahan
merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup Keseimbangan Personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan
serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu (Lascaster, 1982).
2.2
Teori Berubah
1.
Teori Kurt Lewin
Kurt mengungkapkan bahwa perubahan terdiri dari 3
tahapan:
a. Pencairan
(unfreezing)
Seseorang
yang mau melakukan perubahan dari keadaan yang semula menjadi keadaan yang
lebih baik harus memilki motivasi yang kuat untuk melakukan perubahan serta
menyiapkan diri.
b. Bergerak
(moving)
Bergerak
menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena memiliki
cukup informasi serta sikap dan kemempuan untuk berubah, memahami masalah yang
dipahami dan mengetahui langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan,
melakukan langkahnya atau untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru.
Pada taha ini perawat berusah mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari
orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
c. Pembekuan
(refreshing)
Telah
mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang
dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau bergerak kembali
pada tingkat atau tahap perkembangan semula.
Oleh
karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan balik, kritik yang
konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Setelah
memiliki dukungan dan alternative pemecahan masalah, perubahan diinterrasikan
dan di stabilkan sebagai bagian dari system nilai yang dianut. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat
perubahan.
2.
Teori Rogers
Teori Rogers
tergantung pada lima factor yaitu:
·
Perubahan harus mempunyai keuntungan
yang berhubungan, menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada
·
Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang
ada, tidak bertentangan
·
Kompleksitas, Ide-ide yang lebih komplek
bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
·
Dapat dibagi, perubahan dapat
dilaksanakan dalam skala kecil
·
Dapat dikomunikasikan, semakin mudah
perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan
Roger
menjelaskan 5 tahap dalam perubahan yaitu : kesadaran, keinginan, evaluasi,
mencoba, penerimaan. Roger percaya proses penerimaan terhadap perubahan lebih
komplek dari pada 3 tahap yang di jabarkan oleh lewin. Terutama dalam setiap
individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat di terima, mungkin saja suatu saat akan di tolak
setelah perubahan tersebut di rasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung dari individu yang
terlibat tertarik dan berupaya untuk selalu berkembang maju serta mempunyai
suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.
3.
Teori lippitt
Teori ini
merupakan perkembangan dari teori lewin. Lippitt mengungkapkan 7 hal yang harus
diperhatikan seseorang menejer dalam
sebuah perunahan yaitu :
·
mendiagnosis masalah :
mengidentifikasikan semua factor yang mungkin mendukung atau menghambat
perubahan.
·
Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk
berubah : mencoba mencari pemecahan masakah.
·
Mengkahi motivasi dan sumber-sumber agen
: mencari dukungan baik internal ataupun eksternal atau secara interpersonal,
oorganisasional maupun berdasarkan pengalaman
·
Menyeleksikan objektif akhir perubahan :
menyusun semua hasil yang didapatkan untuk membuat perancangan.
·
Memilih
peran yang sesuai untuk agen berubah : pada tahap ini sering terjadi konflik
terutama yang berhubungan dengan masalah personal.
·
Mempertahankan
perubahan : perubahan di perluas, mumgkin membutuhkan struktur kekuatan untuk
mempertahankannya.
·
Mengakhiri
hubungan saling membantu : perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan
diri fdengan harapan orang-orang tau situasi yang di ubah sudah dapat mandiri.
4. Teori redin
Menurut
redin sedikitnya ada 4 hal yang
harus dilakukan seorang menejer sebelum melakukan perubahan, yaitu : ada
perubahan yang akan dilakukan apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat,bagaimana keputusan itu
dilaksanakan, bagaimana kelanjutan pelaksanaannya.
Redin
juga mengusulkan tujuk teknik untuk mencapai perubahan: diagnosis penetapan
objektif bersama, penekana kelompok informasi maksimal, diskusi temtang
pelaksanaan, penggunaanupacra ritual, intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi
orang-orang yang akan terlibat atau
terpengaruh dengan perubahan. Sehingga
diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
5.
Teori Havelock
Teori ini
merupakan modifikasi teori lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebgai perubahan Havelock: membangun suatu
hubungan, mendiagnosis masalah, mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
memilih jalan keluar, meningkatkan penerimaan, stabilisasi dan perbaikan diri
sendiri.
6.
Teori spradley
Ia menegaskan
bahwa perubahan terencana harus secara konsistan dipantau untuk mengembangkan
hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan system berubah.
Berikut ada
langkah-langkah dasar model spradyley :
·
Menganalisis gejala
·
Mendiagnosis masalah
·
Menganalisa jalan keluar
·
Memilih perubahan
·
Merencanakan perubahan
·
Melaksanakan perubahan
·
Mengevaluasi perubahan
·
Menstabilkan perubahan
2.3 Jenis-jenis Perubahan
1. Perubahan bersifat berkembang
Proses perubahan dimana dimulai dari keadaan atau
yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau matang, sebagaimana dalam
perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang memiliki sifat fisik yang
selalu berubah dalam tingkat perkembangannya.
2. Perubahan Bersifat Spontan Atau Yang Tidak
Direncanakan
Proses perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan
atau bersiat alamiah, yang tidak dapat diramalkan sehingga sulit untuk
diantisipasi.
3. Perubahan
yang direncanakan
Perubahan yang dipiikirkan
sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuanyang
jelas.perubahan terencana lebih mudahdikelola daripada perubahan yang terjadi
pada perkembangan manusia atau tanpa persiapananat karena suatu ancaman. Untuk
alasan tersebut, peerawat harus dapat mengelola perubahan.
2.4
Tipe Perubahan
1.
Indoktrinasi : suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok yang menginginkan
tujuan yang diharapkan dengan cara menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat
berubah.
2.
Paksaan atau kekerasaan : tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau
kekerasaan pada seorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat
terlaksana.
3.
Teknokratik : perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan
yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak untuk membantu
mencapai tujuannya.
4.
Interaksional : perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
5.
Sosialisasi : suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja
sama kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
6.
Emultif : suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral, dengan tidak
merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh. Perubahan ini dapat
dilakukan pada system di organisasi yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan
atau atasannya.
7.
Alamiah : perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi
dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan,
maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam
berkendara.
2.5
Faktor Yang Mendukung Perubahan
1.
Kebutuhan dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar
yang tersusun berdasarkan hirarki kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan
memotivasi perilaku sebagaimana teorikebutuhan dari maslow (1945). Didalam
keperawatan kebutuhan ini bias dilihatdarimana keperawatan dapat mempertahankan
diri sebagai profesi dalam upaya memenuhi keutuhan masyarakan akan pelayanan/
asuha keperawatan yang professional.
2. Kebutuhan dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan
dasar interpersonal yang melandasi sebagian besar perilaku seseorang: (1)
kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama; (2) kebutuhan untuk mengendalikan /
melakukan kontrol; dan (3) kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan
perasaan emosional. Kebutuhan terebut didalam keperawatandiartikan sebagai
upaya keperawatan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan
kesehatan dan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.6
Motivasi Dalam Perubahan
Motivasi
itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada.
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada.
3. Kebutuhan
social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.
2.7 Tingkatan
Dalam Perubahan
a) Pengetahuan : merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa
merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan
perubahan
b) Sikap: biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
b) Sikap: biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
c) Perilaku individu: misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui
dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa
model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam
perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku
tersebut
d) Perilaku kelompok: merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit . Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
d) Perilaku kelompok: merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit . Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
2.8 Model Perubahan
1. Model penelitian dan pengembangan : Model ini
didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan identifikasi atas perubahan yang di lakukan, menjabarkan, atau
mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan
perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan
dilakukan dalam perubahan.
2. Model interaksi social : Model ini menggunakan
langkah-langkah sebagaimana dalam teori Roger di antaranya , menyadari akan
perubahan, adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal yang
akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan
perubahan serta menerima perubahan.
3. Model penyelesaian masalah : Model ini menekankan
pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan
yang menjadi masalah, mendiagnosis masala, menemukan cara penyelesaian masalah
yang akan di gunakan, melkukan uji coba, dan melakukan evaluasi dari hasil uji
coba untuk digunakan dalam perubahan.
2.9 Hambatan Dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dialksanakan akan
tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun
dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai
berikut:
1. Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2. Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3. Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
1. Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2. Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3. Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4. Toleransi terhadap perubahan rendah, ini tergantung dari individu,
kelompok, atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses
perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah,
maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5. Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6. Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
5. Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6. Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
7. Perasaan tidak aman, juga merupakan factor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah
ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma, apabila akan mengadakan proses perubahan, namun perubahan
tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami
hambatan, sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan maka
akan sangat mudah dalam perubahan.
2.10
Strategi Untuk Berubah
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah
dalam
perubahan, strategi tersebut antara lain yaiu:
perubahan, strategi tersebut antara lain yaiu:
1. Strategi rasional empiric : Strategi ini
didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memilki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Strategi ini juga dilakukan
pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang di
miliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu
juga menggunakan system analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
2. Strategi redukatif normative : Strategi ini
dilaksanakan berdasarkan standar normal yang diadakan di masyarakat dan
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan
proses penyusunan rancangan untuk perubahan.
3. Strategi paksaan/kekuatan: Dikatakan strategi
paksaan/kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang
dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan politik.
2.11 Perawat sebagai Pembaharu
Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang
pembaharu adalah :
pembaharu adalah :
a.
dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini berhubganagn
dengan
dampak yang mungkin muncul akibat perubahan.
dampak yang mungkin muncul akibat perubahan.
b.
Komitmen akan keberhasilan perubahan. Pembaharu harus
menyadari
dan menilai kefektifannya
dan menilai kefektifannya
c.
Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan
termasuk
hasil-hasil riset dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik
keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.
hasil-hasil riset dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik
keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Perubahan
adalah cara untuk mempertahankan agar menjadi yang terbaik atau lebih dari yang
sebelumnya. Semua elemn tentu akan mengalami perubahan, termasuk keperawatan
itu sendiri. Perubahan bagi keperawatan adalah suatu cara untuk mempertahankan
profesi serta agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik lagi
sesuai di era globalisasi ini dimana tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan khususnya terus meningkat.
3.2 Saran
Perubahan dalam keperawatan jangan dianggap sebagai
suatu ancaman tetapi jadikanlah sebagai tantangan untuk memacu proses
terwujudnya profesionalisme di bidang keperawatan khususnya di Indonesia agar
dapat sejajar dengan Negara-negara diman keperawatannya sudah maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous. (2012).
Konsep berubah dalam keperawatan. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2012 dari http://www.scribd.com/doc/46660132/Konsep-Berubah-Dalam-Keperawatan
Hamsah, A. (2012).
Konsep perubahan dalam keperawatan. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2012 dari http://www.slideshare.net/azmirhamsah/konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar