Senin, 27 Januari 2014

Konsep Berubah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perubahan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dg keadaan sebelumnya, (Atkinson, 1987). Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu / institusi, (Brooten,1978).
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan  dapat mencakup Keseimbangan Personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu (Lascaster, 1982).
2.2 Teori Berubah
1. Teori Kurt Lewin
            Kurt mengungkapkan bahwa perubahan terdiri dari 3 tahapan:
a.       Pencairan (unfreezing)
Seseorang yang mau melakukan perubahan dari keadaan yang semula menjadi keadaan yang lebih baik harus memilki motivasi yang kuat untuk melakukan perubahan serta menyiapkan diri.
                                          
b.      Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi serta sikap dan kemempuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami dan mengetahui langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan, melakukan langkahnya atau untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada taha ini perawat berusah mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
c.       Pembekuan (refreshing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau bergerak kembali pada tingkat atau tahap perkembangan semula.
Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Setelah memiliki dukungan dan alternative pemecahan masalah, perubahan diinterrasikan dan di stabilkan sebagai bagian dari system nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.


2.      Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima factor yaitu:
·         Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada
·          Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada, tidak bertentangan
·         Kompleksitas, Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
·         Dapat dibagi, perubahan dapat dilaksanakan dalam skala kecil
·         Dapat dikomunikasikan, semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan
Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan yaitu : kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, penerimaan. Roger percaya proses penerimaan terhadap perubahan lebih komplek dari pada 3 tahap yang di jabarkan oleh lewin. Terutama dalam setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat di terima, mungkin saja suatu saat akan di tolak setelah perubahan tersebut di rasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya. Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung dari individu yang terlibat tertarik dan berupaya untuk selalu berkembang maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.

3.      Teori lippitt
Teori ini merupakan perkembangan dari teori lewin. Lippitt mengungkapkan 7 hal yang harus diperhatikan seseorang  menejer dalam sebuah perunahan yaitu :
·         mendiagnosis masalah : mengidentifikasikan semua factor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
·         Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah : mencoba mencari pemecahan masakah.
·         Mengkahi motivasi dan sumber-sumber agen : mencari dukungan baik internal ataupun eksternal atau secara interpersonal, oorganisasional maupun berdasarkan pengalaman
·         Menyeleksikan objektif akhir perubahan : menyusun semua hasil yang didapatkan untuk membuat perancangan.
·         Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah : pada tahap ini sering terjadi konflik terutama yang berhubungan dengan masalah personal.
·         Mempertahankan perubahan : perubahan di perluas, mumgkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
·         Mengakhiri hubungan saling membantu : perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri fdengan harapan orang-orang tau situasi yang di ubah sudah dapat mandiri.
4.      Teori redin
Menurut redin  sedikitnya ada 4 hal yang harus  dilakukan seorang menejer  sebelum melakukan perubahan, yaitu : ada perubahan yang akan dilakukan apa keputusan yang dibuat dan mengapa  keputusan itu dibuat,bagaimana keputusan itu dilaksanakan, bagaimana kelanjutan pelaksanaannya.
Redin juga mengusulkan tujuk teknik untuk mencapai perubahan: diagnosis penetapan objektif bersama, penekana kelompok informasi maksimal, diskusi temtang pelaksanaan, penggunaanupacra ritual, intervensi penolakan  tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang  yang akan terlibat atau terpengaruh  dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
5.      Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi teori lewin dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebgai perubahan Havelock: membangun suatu hubungan, mendiagnosis masalah, mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan, memilih jalan keluar, meningkatkan penerimaan, stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
6.      Teori spradley
Ia menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konsistan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan system berubah.
Berikut ada langkah-langkah dasar model spradyley :
·         Menganalisis gejala
·         Mendiagnosis masalah
·         Menganalisa jalan keluar
·         Memilih perubahan
·         Merencanakan perubahan
·         Melaksanakan perubahan
·         Mengevaluasi perubahan
·         Menstabilkan perubahan
2.3 Jenis-jenis Perubahan
1. Perubahan bersifat berkembang
Proses perubahan dimana dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat perkembangannya.
2. Perubahan Bersifat Spontan Atau Yang Tidak Direncanakan
Proses perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan atau bersiat alamiah, yang tidak dapat diramalkan sehingga sulit untuk diantisipasi.
3. Perubahan  yang direncanakan
Perubahan yang dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuanyang jelas.perubahan terencana lebih mudahdikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapananat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, peerawat harus dapat mengelola perubahan.
2.4 Tipe Perubahan
1. Indoktrinasi : suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok yang menginginkan tujuan yang diharapkan dengan cara menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2. Paksaan atau kekerasaan : tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasaan pada seorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana.
3. Teknokratik : perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak untuk membantu mencapai tujuannya.
4. Interaksional : perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Sosialisasi : suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6. Emultif : suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral, dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh. Perubahan ini dapat dilakukan pada system di organisasi yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
7. Alamiah : perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
2.5 Faktor Yang Mendukung Perubahan
1. Kebutuhan dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang tersusun berdasarkan hirarki kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi perilaku sebagaimana teorikebutuhan dari maslow (1945). Didalam keperawatan kebutuhan ini bias dilihatdarimana keperawatan dapat mempertahankan diri sebagai profesi dalam upaya memenuhi keutuhan masyarakan akan pelayanan/ asuha keperawatan yang professional. 
2. Kebutuhan dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar interpersonal yang melandasi sebagian besar perilaku seseorang: (1) kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama; (2) kebutuhan untuk mengendalikan / melakukan kontrol; dan (3) kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional. Kebutuhan terebut didalam keperawatandiartikan sebagai upaya keperawatan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan dan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.6 Motivasi Dalam Perubahan
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada.
3. Kebutuhan social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.
2.7 Tingkatan Dalam Perubahan
a) Pengetahuan : merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan
b) Sikap: biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
c) Perilaku individu: misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut
d) Perilaku kelompok: merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit . Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
2.8 Model Perubahan
1. Model penelitian dan pengembangan : Model ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan yang di lakukan, menjabarkan, atau mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.
2. Model interaksi social : Model ini menggunakan langkah-langkah sebagaimana dalam teori Roger di antaranya , menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
3. Model penyelesaian masalah : Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masala, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan di gunakan, melkukan uji coba, dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan.
2.9 Hambatan Dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dialksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1. Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2. Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3. Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4. Toleransi terhadap perubahan rendah, ini tergantung dari individu, kelompok, atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5. Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6. Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
7. Perasaan tidak aman, juga merupakan factor penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma, apabila akan mengadakan proses perubahan, namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan, sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan maka akan sangat mudah dalam perubahan.
2.10 Strategi Untuk Berubah
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam
perubahan, strategi tersebut antara lain yaiu:
1. Strategi rasional empiric : Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memilki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang di miliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan system analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
2. Strategi redukatif normative : Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar normal yang diadakan di masyarakat dan dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan.
3. Strategi paksaan/kekuatan: Dikatakan strategi paksaan/kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan politik.
2.11 Perawat sebagai Pembaharu
Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang
pembaharu adalah :
a.         dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini berhubganagn dengan
dampak yang mungkin muncul akibat perubahan.
b.        Komitmen akan keberhasilan perubahan. Pembaharu harus menyadari
dan menilai kefektifannya
c.         Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk
hasil-hasil riset dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik
keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.











BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
   Perubahan adalah cara untuk mempertahankan agar menjadi yang terbaik atau lebih dari yang sebelumnya. Semua elemn tentu akan mengalami perubahan, termasuk keperawatan itu sendiri. Perubahan bagi keperawatan adalah suatu cara untuk mempertahankan profesi serta agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik lagi sesuai di era globalisasi ini dimana tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya terus meningkat.
3.2 Saran
Perubahan dalam keperawatan jangan dianggap sebagai suatu ancaman tetapi jadikanlah sebagai tantangan untuk memacu proses terwujudnya profesionalisme di bidang keperawatan khususnya di Indonesia agar dapat sejajar dengan Negara-negara diman keperawatannya sudah maju.



DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2012). Konsep berubah dalam keperawatan. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2012 dari http://www.scribd.com/doc/46660132/Konsep-Berubah-Dalam-Keperawatan

Hamsah, A. (2012). Konsep perubahan dalam keperawatan. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2012 dari http://www.slideshare.net/azmirhamsah/konsep-perubahan-dalam-keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar